Kamis, 25 Oktober 2012

PNS atau Pegawai Swasta ?


Pertanyaan yang sudah puluhan tahun dipertanyakan orang, dan sampai hari inipun masih banyak lulusan perguruan tinggi yang tetap saja nanya : Mau Jadi PNS atau Pegawai Swasta ya ?
Ada yang bilang mereka bersaudara pada tidak mau mengikuti anjuran Bapaknya yang menyuruh mereka semua anaknya menjadi pegawai negeri (PNS), dan setiap anaknya dengan sekuat tenaga melawan anjuran Bapak-nya itu dan akhirnya semua menjadi pegawai swasta dan membuktikan bahwa pegawai swasta tidak jelek-jelek amat dibandingkan dengan PNS…

Saya tidak punya argumennya, walaupun kalaupun punya bisa ditulis di ratusan blog nih. Tapi waktu ada diskusi antar teman-teman di kantor saya tentang handphone apa yang paling bagus (diskusi ini terjadi di tahun 1996-1997), ada yang bilang Erickson, Siemens, Philips, dsb…setelah 30 menit mereka berdebat sengit akhirnya saya menengahi, “Apapun handphone anda, kalau bukan merk NOKIA itu tidak laku digadaikan di Pegadaian. Jadi membawa NOKIA ibarat membawa uang cash”, kata saya waktu itu…dan ajaib semuanya terdiam sejenak….dan akhirnya ketawa ngakak !!!
Jadi, sebaiknya setelah lulus menjadi PNS atau Pegawai Swasta ?
Saya tidak punya jawabannya yang tepat dan cespleng. Tapi menjadi PNS itu ibarat sehari menangis dan 29 hari setelahnya tertawa. Sedangkan menjadi Pegawai Swasta itu ibaratnya sehari tertawa dan 29 hari setelahnya menangis !!!
Mengapa ?
Karena menjadi PNS waktu terima gaji tanggal 1 akan langsung menangis, karena mengingat sedikitnya gaji yang diterima (yang tidak menangis pasti punya keyakinan menjadi PNS itu mengabdi negara). Tapi setelah itu PNS akan tertawa selama 29 hari sesudahnya karena pekerjaannya tidak dikejar target, tidak diberi beban berlebihan, dan masih ada waktu santai untuk senam pagi, main volley, main pingpong, minum kopi dan merokok (bagi yang merokok). Sambil ngobrol, mereka tertawa riang (entah menertawakan siapa…)…
Sedangkan menjadi Pegawai Swasta pada tanggal 1 setiap gajian akan tertawa mengingat besarnya gaji yang diterima, namun setelah itu selama 29 hari sesudahnya akan menangis, minimal merengut dan bersungut-sungut mengingat dibebani target yang tidak mungkin dicapai, kerja lembur bagaikan kuda beban, dan di rumahpun masih ditelpon boss untuk membuat laporan ini dan itu…
Jadi bagi anda yang baru lulus atau mau lulus dari perguruan tinggi nih saya mau nanya : Apakah anda memilih suatu pekerjaan yang membuat anda “menangis 1 hari, tertawa 29 hari” atau pekerjaan yang membuat anda “tertawa 1 hari, menangis 29 hari” ?

0 komentar:

Posting Komentar